Header Ads

Diskusi Dengan Politikus Senior Senayan

Diskusi Dengan Seorang Politikus Senior Muslim
Dari Status Facebook
Ketika saya duduk bersama seorang politikus senior di senayan, tiba tiba beliau menceritakan satu vidio yang pernah beliau saksikan di youtube. Menurut beliau, pada vidio tersebut seorang lelaki bahkan seorang pendeta tepatnya, bercerita bahwa dia pernah berdoa meminta tiga hal kepada tuhan Yesus, dan ternyata ketiga tiganya dikabulkan, maka kejadian ini bukti nyata bahwa tuhan yesus adalah benar benar tuhan.
Kisah di atas menjadi pertanyaan besar bagi sang politikus, dan sudah sekian lama belum menemukan jawabannya, yang dengan dasar itu pula beliau mengajak ummat islqm agar tidak terlalu fanatik dengan islamnya, alias toleransi kepada agama lain.
Setelah sang politikus selesai bercerita saya minta izin untuk menanggapi:
1. Saya balik bertanya: bukankah bapak juga tahu berjuta juta manusia mendapat pemberian dan karunia tanpa berdoa, apa itu pertanda bahwa tuhan tidak ada? Atau pertanda bahwa yesus bukan tuhan?
Mendengar pertanyaan saya, bapak.politikus tersebut terdiam.
2. Selanjutnya saya kembali bertanya: apa buktinya bahwa ketiga hal yang didapat oleh sang pendeta benar benar datang dari yesus? Bisa jadi itu hanya faktor kebetulan saja, karena betqpa bayak pula orang yang berdoa kepadanya namun tidak dikabulkan.
Kembali bapak tersebut terdiam dan tidak dapat menjawab.
3. Adapun toleransi, maka toleransi yang benar adalah dengan saling membiarkan dan tidak saling mengganggu . Gambaran sederhana tentang toleransi bagaikan suami yang bangga dan meyakini bahwa istrinya adalah wanita tercantik dan bahkan bidadari, numun bukan berarti ia boleh menghina istri tetangga. Kalau toleransi diartikan sehari beribadah di gereja dan sehari di masjid, maka itu sama halnya dengan sehari bermalam dengan istri sendiri dan sehari kemudian bermalam bersama istri tetangga, apa bapak mau seperti itu?
Konsep toleransi dalam islam sudah jelas diajarkan dalam ayat berikut:
لكم دينكم ولي دين
Bagi kalian agama kalian sedang bagiku agamaku.
Sebagai orang beriman wajib untuk meyakini bahwa Islam adalah satu satunya agama terbenar dan yang lain tidak benar, namun bukan berarti anda berhak memaksa orang lain mengikuti pilihan dan keyakinan anda.
Sebagaimana orang lain juga pasti meyakini yang serupa, mereka bilang bahwa ummat islam adalah domba domba yang tersesat dan hanya mereka yang tidak tersesat.
Allah Ta'ala berfirman:
لا إكراه في الدين قد تبين الرشد من الغي
Tiada paksaan dalam urusan mengikuti agama, sungguh telah nyata perbedaan antara petunjuk dari kesesatan.
Diskusi dengan politikus senior senayan, jilid 2.
(Apakah Allah itu Kejam, dan Bengis?)
Diantara pertanyaan yang beliau lontarkan kepada saya ialah : Mayoritas penduduk bumi ini non islam, nyata nyata mereka tidak bersyahadat, tidak sholat dan tidak mengakui Islam sebagai agamanya, lalu apakah Allah tega dan begitu kejamkah Allah sehingga kelak akan menyiksa mayoritas penduduk bumi?
Mendengar pertanyaan ini saya tersenyum, lalu kembali meminta izin untuk mengomentarinya:
Bapak! coba bapak renungkan, andai bapak adalah seorang peternak, memelihara ribuan ekor sapi atau domba atau ayam, lalu dari hewan ternak yang bapak pelihara ada beberapa ekor hewan yang bandel, suka membuat onar, melangar aturan yang bapak terapkan, bahkan menyeruduk bapak, kira kira apa yang akan bapak lakukan?
Bapak memukul mereka, atau menyembelih mereka atau minimal menjual mereka kepada orang lain yang juga pada saatnya akan menyembelihnya bukankah demikian?
Dan kelak hewan hewan yang nurut sehingga badannya gemuk, bukankah ujung-ujungnya juga akan bapak sembelih atau minimal bapak menjualnya kepada orang lain yang akan menyembelihnya?
Apakah layak bila kemudian ada orang yang menganggap bahwa bapak adalah lelaki bengis, kejam dan tidak berperasaan? karena hewan yang bengal disembelih dan yang nurut juga disembelih?
Bagaimana halnya dengan Allah Ta'ala yang menciptakan manusia dan menyiapkan untuknya segala yang di bumi, namun kemudian ada dari mereka yang menentang dan melawan aturan Allah Ta'ala, bukankah mereka itu layak untuk di siksa?
Sedangkan orang-orang yang tunduk dan patuh, maka pasti mendapatkan surga, bukan disembelih atau disiksa. Mana yang lebih layak disebut kejam, para peternak yang menyembelih semua hewan piaraannya, yang nurut atau yang melawan, ataukah Allah Ta'ala yang hanya menyiksa orang-orang yang membangkang kepada-Nya?
Padahal Allah Ta'ala telah memberi kesempatan dan terus memberi kesempatan, mengutus para Rasul, menurunkan kitab, membuka pintu taubat sepanjang hayat masih dikandung badan. Masihkah ada alasan bagi siapapun untuk tidak patuh kepada Allah Ta'ala?
Mendengar penjelasan dan ilustrasi di atas kembali bapak politikus tersebut terdiam mengangguk angguk.
Diskusi Dengan Pilitikus Senior Senayan. (Sesi 3)
Jilbab Budaya Arab Bukan Syariat.
Setelah terdiam sesaat mendengar penjelasan tentang tema sebelumnya, bapak tersebut kembali menyatakan: lalu bagaimana dengan orang orang yang belum mendapat akses tentang islam, semisal yang hidup di pedalaman?
Menanggapi pertanyaan beliau saya berkata: bapak adalah seorang yang terpelajar sehingga saya heran dengan pertanyaan ini. Kaum terpelajar biasa berpikir secara terstruktur. Dan dalam semua urusan biasanya kita berpikir tentang kondisi yang normal dan umum; bukan terbelenggu dengan kondisi spesial.
Mayoritas yang kafir sudah mendengar dan bahkan banyak dari mereka sudah mengetahui dengan baik agama islam, namun tetap kufur.
Adapun kondisi spesial yang biasanya terjadi pada sekelompok kecil alias minoritas bukan menjadi standar penilaian; walaupun mereka tetap saja akan mendapat perlakukan khusus.
Kalau dalam dunia industri moderen yang demikian canggih saja ada sebutan salah produksi atau sering disebut KW2, yang biasanya dijual dengan harga murah dan bahkan dibubuhi merek tersendiri, maka kondisi serupa juga terjadi pada ummat manusia.
Ada saja sekelompok orang yang luar biasa alias tidak wajar; bisa karena cacat fisik; atau komunitas yang kurang mendukung semisal yang di pedalaman; maka dalam Islam juga mendapat perlakuan khusus.
Kelak di hari qiyamat mereka akan diuji tersendiri atau kalau boleh disebut sebagai ujian susulan. Siapa saja yang lulus pada ujian susulan di akhirat; makanianakan dimasukkan ke surga. Disebutkan dalam sebagian riwayat imam Ahmad bin Hambal bahwa mereka dihadapkan kepada dua pilihan; masuk ke dalam api atau air. Siapa yang menuruti nafsunya dan masuk ke air maka ia tercebur dalam nerak. Dan siapa yang mentaati perintah dan melawan nafsunya sehingga ia masuk api, maka ia masuk surga.
Selanjutnya bapak tersebut berpindah tema diskusi ke masalah jilbab dan celana cingkrang.
Menurut beliau kedua hal tersebut adalah budaya arab yang tidak wajib diikuti oleh semua orang.
Menanggapi ucapan beliau saya berkata: menurut bapak; menyimpan uang agar tidak dicuri orang misal dengan memasukkannya ke saku; atau dompet; atau mengunci rumah agar tidak dimasuki pencuri apakah ini budaya atau tuntunan syariat yang nota bene sejalan dengan nalar sehat?
Apakah paha istri bapak dan kecantikannya begitu hina sehingga tidak perlu di jaga dari mata mata kucing garong? Apakah uang Rp.5000,- lebih layak untuk ditutupi dibanding paha dan kecantikan istri dan putri bapak?
Kalaupun budaya kita membuka aurat dengan memakai kemben atau bikini ketika renang; maka ketahuilah bahwa syariat yang arti secara bahasanya ialah jalan hidup atau sumber mata air; diturunkan untuk mengendalikan budaya dan nafsu agar stabil dan tidak kelewat batas; bukan sebaliknya budaya dan nafsu yang malah dijadikan syariat.
Adapun celana lelaki yang cingkrang dipermasalahkan; maka saya heran ndak kepalang dengan bapak; kalau melihat celana lelaki naik sedikit di atas mata kaki bapak sewot; namun giliran melihat rok wanita yang naik hingga separoh paha; bapak enjoy. Mengapa hal ini bisa terjadi? bukankah sama sama cingkrang bahkan kelewat cingkrang?
Ya jawabannya sederhana: nafsu; standar penilaian bapak sarat dengan pengaruh hawa nafsu.
Mendengar jawaban saya; kembali bapak tersebut tersenyum senyum; dan nantikan diskusi sesi ke4, sesi terakhir: tentang sistem kenegaraan insyaAllah.

Diskusi Dengan Politikus Senior Senayan (sesi 4, selesai)
Setelah ketiga tema di atas berhasil saya jawab, padahal menurut beliau selama ini beliau belum pernah menemukan jawaban yang memuaskan beliau, kini beliau berpindah ke tema yang lebih krusial karena ini adalah dunia beliau, yaitu masalah politik.
Beliau berkata: ummat Islam harus menguasai tiga hal agar dapat memimpin, ketiga hal itu ialah:
1. Politik.
2. Ekonomi.
3. Pendidikan dan Tekhnologi
Tanpa ketiganya maka ummat Islam akan terus termarjinalkan, karena itu jangan heran bila tokoh tokoh Islam yang terjun ke dunia politik atau menjadi pejabat publik, banyak yang korupsi, terperangkap dalam iming-iming harta, salah satu sebab utamanya ialah karena mereka miskin.
Pernyatan beliau yang sekilas nampak santun dan beralasan ini, namun sejatinya bagi saya ini adalah sindiran tajam kepada diri saya. Seakan beliau berkata kepada saya: kamu ngomong boleh saja hebat, tapi kamu minus ketiga hal di atas, maka semuanya sia-sia.
Menanggapi pernyataan beliau di atas, saya meminta izin untuk menanggapi pernyataan beliau. Saya memulai tanggapan dengan berkata: Nampaknya bapak belum mengenal sejarah Islam, bapak hanya melihat fakta ummat Islam hari ini. Islam telah berjaya belasan abad, memimpin dunia, dari belahan timur hingga barat. Kemajuan eropa berdiri di atas pondasi ilmu pengetahuan yang mereka rampas dari tangan ummat Islam. Sampai saat ini bukti sejarah kepemimpinan Islam atas dunia masih berdiri kokoh di berbagai belahan dunia termasuk di eropa.
Jadi jangan hanya melihat fenomena ummat Islam pada hari ini, namun kajilah sejarah Islam secara komprehensif, dari awal datangnya Islam hingga saat ini.
Islam pada awal kehadirannya mampu menundukkan dunia, termasuk dua negara adi daya kala itu Persia dan Romawi bukan karena kemajuan tekhnologi, kekuatan ekonomi atau politik. Namun mereka mengukir semua itu karena kekuatan iman dan ketakwaan mereka kepada Allah Ta’ala.
Sejarah kembali membuktikan dirinya pada perang salib, ummat Islam telah terkalahkan oleh pasukan salib hingga Baitul Maqdis jatuh ke tangan pasukan salib. Tidak tersisa dari negri Islam kecuali negri Mesir, namun dengan pasukan yang tersisa tersebut, namun keimanan mereka kepada Allah, keikhlasan untuk berkorban lillah Azza wa Jalla kembali berkobar, maka mereka berhasil memukul mundur pasukan Salib hingga kembali ke kandangnya.
Demikian pula halnya ketia pasukan Tar tar, berhasil melumpuhkan berbagai negr Islam, hingga meruntuhkan dinasti Abbasiyah, maka kembali sisa sisa pasukan Islam yang kala itu berada di negri Mesir kembali mampu bangkit dan mengobarkan iman dan ketaatan mereka kepada Allah Ta’ala, maka mereka mampu memukul mundur pasukan Tar tar hingga kembali ke negri asal mereka.
Perlu bapak ketahui bahwa sejarah Islam telah membuktikan bahwa siklus 100 tahunan sejarah Islam terus bergulir, termasuk yang sedang kita alami saat ini. Ummat Islam sedang mengalami keterpurukan karena siklus sejarah sedang menuju ke bawah, namun percayalah bahwa penurunan ini tidak akan berkepanjangan. Allah Ta’ala pasti mengembalikan kejayaan ummat Islam bukan melalui jlur politik, atau ekonomi, atau tekhnologi, namun dari pintu iman dan ketakwaan.
Seiring dengan berkobarnya semangat ummat Islam untuk kembali kepada jalan Allah Ta’ala, menjalankan perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya maka kejayaan akan kembali. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا
Sesungguhnya Allah akan mengutus orang/figur/tokoh yang mengembalikan kemurnian (kejayaan) ummat ini, pada setiap penghujung seratus tahun. (Riwayat Abu Dawud)
Para sahabat yang berhasil meruntuhkan persia dan romawi, atau pasukan Sholahuddin yang berhasil memukul mundur pasukan salib, demikian pula pasukan ummat Islam yang berhasil memukul mundur pasukan Tar-tar, bekal mereka bukan kekuatan politik, atau ekonomi atau tekhnologi, namun bekal mereka adalah kekuatan Iman dan ketaatan. Allah berfirman:
إنْ تَنْصُرُوْا اللهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Jikalau kalian menegakkan gama Allah niscaya Allah menolong kalian dan meneguhkan kaki-kaki kalian. (Muhammad 7)
Saat ini ummat islam bukan kekurangan orang kaya, atau orang pandai, atau tekhnologi. Namun yang kurang adalah orang kaya yang mengabdikan kekayaannya untuk islam.
Yang kurang adalah para politikus yang loyal kepada Islam, kebanyakan politikus muslim lebih memilih mengabdikan perjuangannya demi materi dan kelompoknya atau partainya.
Yang kurang adalah ilmuwan yang mengabdikan ilmunya untuk Islam, banyak ilmuwan Muslim yang lebih memilih menjual ilmunya kepada orang kafir dibanding mengabdikan ilmunya kepada ummat Islam, semua karena pertimbangan materi.
Setelah mendengar jawaban saya ini, beliau merasa bergembira dan terbuka wawasannya tentang Islam.
Sebagai respon positifnya, beliau berminat untuk mempelajari islam lebih jauh
Perlu disampaikan bahwa putra beliau dan juga menantunya mulai rajin mengikuti kajian di majlis Rabbanian di Masjid Al Azhar Jakarta. Sebagaimana istri beliau yang pernah menjabat jabatan strategis di suatu partai politik besar, mengutarakan niatnya untuk mengenakan kerudung, semoga Allah meneguhkan iman beliau sekeluarga dan terus membimbing mereka dan juga anda sekalian ke jalan yang dapat mengantarkan anda semua ke surga, amiin.


Ustādz DR. Muhammad Arifin Badri, MA hafidzahullāh

No comments

Powered by Blogger.