Header Ads

Beri Udzur, Dan Jangan Sampai Merasa Suci

Kadang karena kita sehabis giat melakukan amal shalih, kerapkali nyinyir habis-habisan dan menghukumi sadis saudara kita yang berbuat kesalahan…
Berbangga dengan ketaatan dan merendahkan orang yang berbuat kemaksiatan…
Lupa hakikat diri yang padahal aibnya menggunung tinggi menjulang, hingga tak terhitung dengan jari kaki dan tangan…
Iblis memang tak pernah bosan untuk menggelincirkan manusia dengan tipuan-tipuan…
Fa laa tuzakkuu anfusakum…
Padahal kita tidak tahu bagaimana akhir keadaan diri kita dan saudara kita yang telah berbuat kesalahan.
Bisa jadi karena
ujub dan bangga, membuat amal kita tak bernilai dan berharga. Sedang saudara kita, sehabis berbuat kesalahan justru beristighfar dan makin dekat pada Allah ta'ala…
Saya jadi ingat penuturan Mutharrif bin Abdillah -dalam hilyatul auliya- yang amat berkesan,
“Aku lebih suka; tidur semalam suntuk lantas bangun pagi dengan penuh penyesalan, daripada aku qiyamul lail sepanjang malam akan tetapi bangun pagi dengan perasaan ujub dan penuh kebanggaan.”
Fa laa tuzakkuu anfusakum…
Jogja, 
saat menanti menit berganti ke februari.
Ustādz Erlan Iskandar hafidzahullāh

No comments

Powered by Blogger.