Header Ads

MEREKA YANG BERHASIL DI BULAN RAMADHAN

MEREKA YANG BERHASIL DI BULAN RAMADHAN



Khutbah Pertama:

الحمد لله الذي أَكْرَمَنَا بشَهْرِ رَمَضَان، وَأَعَانَنَا فيه على الصّيَامِ والقِيَامِ وتلاوَةِ القُرْآنِ وسَائِرِ الصَّالحَات، أَحْمَدُهُ تَعَالَى حَمْدًا كثيراً طيّباً مُبَارَكاً يَلِيْقُ بِجَلَالِ وَجْهِهِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِه، وَهُوَ الْكَرِيْمُ الْمَنَّان. وأشهدُ أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وَعَدَ أُمَّةَ الإسْلَامِ بالأَجْرِ الْكَثِيْرِ وَالْعَطَاءِ الجَزِيْلِ لِمَنْ أَطَاعَهُ وَانْقَادَ لِأَمْرِه، وأشهدُ أن محمدًا عبده ورسوله خَيْرَ مَنْ صَلَّى وَصَامَ وَقَرَأَ القُرْآنَ وَصَلّى باللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَام، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وَمَنِ اقْتَفَى أَثَرَهُ وَاسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ إلى يوم الدّين، وسلَّم تسليمًا كثيرًا. أما بعد: فاتقوا الله أيها المؤمنون: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ) . أَمَّا بَعْدُ:[الحشر: الآية 18] 

Sidang Jum’at rahimakumullah...   

Sebagian kalangan mungkin mengira bahwa kemenangan dan kesuksesan dalam ibadah puasa ramadhan adalah sekedar menahan lapar dan dahaga selama sebulan penuh. Benarkan seperti itu?   

Perhatikanlah sabda Nabi kita shallallahu’alaihi wa sallam:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.”    

Sabda Nabi di atas seharusnya menjadi renungan buat kita bersama, tentang banyaknya angka kegagalan di bulan Ramadhan. Padahal banyak dari mereka yang berpuasa menahan lapar dan dahaga. Tentunya kita tidak ingin menjadi orang-orang yang disabdakan oleh baginda Nabi di atas.  

Jamaah Jum’at rahimakumullah...

Lalu siapakah mereka yang sukses dan berhasil di bulan Ramadhan ini? Diantara orang-orang yang mereka memperoleh keberhasilan dan kemenangan di bulan Ramadhan antara lain:

Pertama: Orang-orang Yang Ikhlas Dalam Berpuasa dan dalam Ibadah Lainnya di Bulan Ramadhan  

Hal itu sebagaimana disabdakan oleh Nabi kita shallallahu’alaihi wa sallam:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat.” (HR. Bukhari dan Muslim)  

Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud karena iman adalah membenarkan wajibnya puasa dan ganjaran dari Allah ketika seseorang berpuasa dan melaksanakan qiyam Ramadhan. Sedangkan yang dimaksud “ihtisaban” adalah menginginkan pahala Allah dengan puasa tersebut dan senantiasa mengharap wajah-Nya.” (Syarh Al Bukhari libni Baththol: 7/22).

Dalam amalan shalat malam atau shalat tarawih disebutkan,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari: no. 37 dan Muslim: no. 759, dari Abu Hurairah).   

Juga ketika seseorang menghidupkan lailatul qadar dengan shalat malam disebutkan,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari: no. 1901, dari Abu Hurairah).  

Keikhlasan haruslah menjadi syiar setiap muslim dalam menajalankan seluruh ibadah, terutama ibadah mulia di bulan Ramadhan ini.  Jamaah Jum’at rahimakumullah... 

Kedua: Orang-orang yang Mendapatkan Ampunan dari Allah Ta’ala  

Begitu banyak ampunan di bulan Ramadhan, seperti puasa, tarawih, lailatul qadar, dan sedekah. Sehingga apabila ada yang tidak diampuni di bulan Ramadhan maka benar-benar dia orang yang merugi.  

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,

رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” (HR. Ahmad, shahih)  

Ibnu Rajab menukilkan perkataan salaf,

من لم يغفرْ لَه في رمضان فلن يغفر له فيما سواه؛

Barangsiapa yang tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan, maka tidak akan diampuni dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya.”    

Maka, seorang mukmin tidak tertipu dengan banyaknya amal shalih yang ia kerjakan di bulan Ramadhan. Bahkan ia justeru memperbanyak taubat dan istighfar dari berbagai macam penyakit hati dan kelalaian selama beramal. Jamaah Jum’at yang berbahagia...

Ketiga: Orang-orang Yang Mempraktekkan Nilai-nilai Al-Qur’an dalam Kehidupannya  

Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)  

Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan, ”(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ’alaihimus salam.”    

Al Qur’an bukan sekedar dibaca, namun yang terpenting adalah direnungkan dan diamalkan isi kandungannya. Banyak membaca dibanding dengan membaca Al Qur’an dengan penuh perenungan (tadabbur), tentu dengan penuh tadabbur itu lebih utama (afdhol). 

Sebagian salaf mengatakan,

نزل القرآن ليعمل به فاتخذوا تلاوته عملا

Al Qur’an itu diturunkan untuk diamalkan. Oleh karenanya, bacalah Al Qur’an untuk diamalkan.”  

Keempat: Orang-orang yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar   

Lailatul qadar adalah malam yang penuh berkah. Barangsiapa yang terluput dari lailatul qadar, maka dia telah terluput dari seluruh kebaikan. Sungguh merugi seseorang yang luput dari malam tersebut. 

Seharusnya setiap muslim mencamkan baik-baik sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

فِيهِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

Di bulan Ramadhan ini terdapat lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa diharamkan dari memperoleh kebaikan di dalamnya, maka dia akan luput dari seluruh kebaikan.”   

Oleh karena itu, sudah sepantasnya seorang muslim lebih giat beribadah ketika itu dengan dasar iman dan tamak akan pahala melimpah di sisi Allah.

Seharusnya dia dapat mencontoh Nabinya yang giat ibadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. 

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” 

بارك الله لي ولكم في القرآن والسنة، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهمَا من الْبَيّنَاتِ وَالحكْمَة، أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْن، وأسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ ولِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَخَطِيْئةٍ، فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم.

Khutbah Kedua: 

الحمد لله على فَضْلَهِ وَإحْسَانِه، والشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبدُ الله ورسولُه صلى الله عليه وعلى آله وصحبه ومن سار على نهجه إلى يوم الدين. أما بعد

Jamaah ma’asyirol muslimin...

Kelima: Orang-orang yang Memperbanyak Dzikir 

Dalam sebuah hadits Mu’adz bin Anas al-Juhani radhiyallahu ‘anhu dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

قَالَ فَأَيُّ الصَّائِمِينَ أَعْظَمُ أَجْرًا ؟ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلَّهِ ذِكْرًا

“Seorang bertanya kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam Orang berpuasa yang seperti apa yang paling banyak pahalanya? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Yang paling banyak dzikirnya.”    

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: Sungguh pelaku amalan apapun yang paling utama adalah yang paling banyak dzikir (mengingat) Allah ‘Azza wa Jalla. Orang berpuasa yang paling utama adalah yang paling banyak mengingat Allah ‘Azza wa Jalla dalam puasa mereka. Orang bersedekah yang paling utama adalah yang paling banyak mengingat Allâh ‘Azza wa Jalla . Orang berhaji yang paling utama adalah yang paling banyak mengingat Allah ‘Azza wa Jalla dan demikian seluruh amalan shalih.   

Maka seorang akan memiliki keistimewaan dalam puasanya, dan akan mengungguli orang lain dalam pahala puasa manakala dia mau memberbanyak dzikir kepada Allah.   

Keenam: Orang-orang yang Berderma Ketika Ramadhan

Dalam shahihain, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari: no. 3554 dan Muslim: no. 2307)   

Kedermawanan tidak mesti diwujudkan dengan harta, bisa saja dengan ilmu, ide/saran, fisik dst.    

Dan yang perlu menjadi perhatian kita adalah memberi makan berbuka puasa. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun juga.”  

نسأل الله أَنْ يَتَقَبَّلَ مِنَّا وَمِنْكُم الصّيَامَ والقيَامَ وَسَائرَ الأَعْمَال، وأن يَخْتِمَ لَنَا وَلَكُمْ بالعِتْقِ من النَّار ودُخُوْلِ الجَنّاتِ وَوَالِدَيْنَا وَجَمِيْعَ المسلمين إنّه كَرِيْمٌ منَّان.هذا وصلُّوْا وسَلِّموْا على الحبيبِ المصطفى فقد أَمَرَكُمُ اللهُ بذلك فقال جل من قائل عليماً: (إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً). اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَعِزَ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ وَكِتَابِكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، اَللَّهُمَّ وَانْصُرْ عِبَادَكَ المُؤْمِنِيْنَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ.اللهم تَقَبَّلْ مَنَّا الصّيَامَ والقِيَامَ وَأَحْسِنَ لَنَا الخِتَامَ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فيه مِنْ عُتَقَائِكَ مِنَ النَّار. . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى مُحَمَّدٍ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا وَ آخِرُ دَعْوَانَا الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. 

Di susun oleh: Al Ustadz Hizbul Majid bin Muhammad Maryono hafidzahullah

Bogor: 19 Ramadhan 1443 H/ 21 Apr 2022 M.

No comments

Powered by Blogger.